Kasus Pelecehan Seksual Terhadap Anak

Baru-baru ini saya sempat kaget membaca berita tentang kasus pelecehan di sebuah sekolah internasional di Jakarta. Yang menjadi korban adalah anak laki-laki, yang dilakukan oleh petugas cleaning service di sekolah itu.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya perasaan orang tua anak tersebut. Apalagi pada kasus pelecehan biasanya akan membuat anak menjadi trauma. Saya juga memiliki dua anak laki-laki yang masih balita dan anak pertama sudah sekolah. Jelas jadi kepikiran apakah lingkungan sekolah atau lingkungan rumah sudah menjadi tempat yang aman buat anak-anak saya.

Pelecehan seksual tidak hanya terjadi pada anak perempuan saja bahkan bisa pada anak laki-laki, apalagi mereka masih kecil. Anak kecil belum tau mana yang benar dan mana yang salah, belum mengerti juga bagaimana caranya minta tolong saat ada orang lain yang mengganggu mereka.

Tugas orang tua memang seharusnya melindungi anak-anaknya. Jangan pula merasa terlalu nyaman menitipkan anak pada orang lain sekalipun itu keluarga, tetap harus diawasi. Anak-anak kadang tidak berani bercerita pada orang tua saat ada orang yang melakukan kekerasan atau mengganggu mereka. Jika menemukan sikap anak mulai tertutup, diam, dan berbeda dari biasanya sebaiknya ajak anak bicara.

Kesal sebenarnya dengan para pelaku. Buat saya hukuman 15 tahun penjara dan denda 300 juta jelas tidak sesuai dengan apa yang mereka perbuat. Pelaku sudah melakukan perbuatan yang sangat tidak bermoral dan merusak. Pemikiran mereka sudah menyimpang. Harusnya untuk pemerkosa dan pelecehan bisa dihukum lebih berat.

Berikut saya copy dari kompas.com, bagaimana cara mencegah pelecehan seksual terhadap anak.

Seperti dikutip dari Council of Europe, berikut lima underwear rule yang wajib Anda ajarkan kepada sang buah hati tersayang:

1. Mengajarkan si kecil bahwa tubuh mereka harus dijaga dan dilindungiSemenjak anak sudah bisa berkomunikasi dengan orangtua atau lingkungan sekitar, orangtua harus mengajarkan kepada anak mengenai nama anggota tubuh yang sebenarnya. Jelaskan kepada anak bahwa ada beberapa anggota tubuh yang merupakan bagian intim, yang sifatnya sangat pribadi, tidak boleh dilihat dan dipegang orang lain, kecuali untuk alasan medis. Usahakan untuk tidak memberikan julukan atau istilah samaran dalam mengajarkan bagian intim tubuh si kecil. Tujuannya supaya anak lebih memahami akan fungsi dan reaksi yang terjadi ketika bagian tersebut disentuh secara paksa atau terluka.  
Mengajarkan soal seks kepada anak harus dilakukan lebih dari sekali dan berulang-ulang. Tujuannya agar anak langsung ingat ketika ada seseorang yang berusaha menyentuh di bagian tubuh yang tidak pantas dan segera bereaksi sesuai yang diajarkan.

2. Perbedaan sentuhan yang pantas dan tidak pantas dilakukan
Anak tidak selalu bisa membedakan bagaimana cara orang lain menyentuh mereka, apakah sentuhan tersebut wajar atau tidak. Tak hanya sentuhan, ajarkan kepada anak bahwa orang lain dilarang keras memandangi bagian tubuh mereka yang pribadi. Jika ada yang bersikap demikian, anak harus menegur atau melaporkan orang tersebut kepada guru di sekolah dan orangtua.  
Selain itu, ajarkan hal yang sama kepada anak untuk tidak memandangi atau menyentuh bagian tubuh paling pribadi orang lain, entah itu teman, saudara kandung, orangtua, dan guru.

3. Perbedaan rahasia baik dan rahasia burukSalah satu strategi yang kerap kali dilakukan oleh pelaku pelecehan seksual adalah mengajak anak untuk bermain rahasia-rahasiaan. Sebab, terkadang dengan menyimpan rahasia orang lain membuat anak bersemangat dan merasa lebih istimewa.
Maka dari itu, sampaikan kepada anak bahwa tidak semua rahasia pantas disimpan, terutama rahasia yang membuat mereka tidak nyaman, ketakutan, sedih, dan tersiksa.

4. Mencegah dan melindungi adalah tanggung jawab orangtua
Ingat, keselamatan dan kebahagiaan anak adalah tanggung jawab orangtua, bukan guru atau kerabat lainnya. Maka dari itu, orangtua harus terdidik sebelum mendidik anak. Bagi sebagian orangtua, bicara soal seks kepada anak yang masih berusia balita, bahkan remaja, dianggap tabu dan tidak wajar. Padahal, selama cara Anda berkomunikasi berlandaskan edukasi, tentu anak akan menerimanya sesuai penalaran yang Anda sampaikan kepada mereka.
Jadikan komunikasi dengan terbuka sebagai tradisi dalam keluarga sehingga anak tidak pernah merasa sungkan dalam membicarakan dan membahas apa pun kepada orangtua.

5. Mengajarkan cara bereaksi terhadap tindakan mencurigakan
Terdapat empat panduan yang bisa Anda ajarkan kepada si kecil untuk bereaksi saat ada orang asing yang berperilaku tidak wajar kepada mereka. Uraiannya seperti berikut: 
- Cara mencurigai dan melaporkanBeritahu kepada anak mengenai siapa saja orang yang bisa mereka percaya dalam keluarga dan sekolah. Jadi, ketika ada orang lain di luar daftar tersebut, anak patut merasa curiga dan mengomunikasikannya kepada orangtua atau guru di sekolah.
- Cara mengenali orang-orang mencurigakan di lingkungan anakDalam kebanyakan kasus, pelaku adalah seseorang yang dikenal oleh anak. Tak heran bila kondisi ini menjadi sulit bagi anak untuk memahami bahwa apa yang dilakukan orang tersebut adalah bentuk penyiksaan. Untuk mengatasi hal ini, orangtua tidak boleh putus komunikasi dengan anak, pastikan setiap hari bertanya kepada anak apakah ada seseorang yang memberikannya hadiah atau memperlakukannya lebih dari biasanya.
- Cara mengamati orang-orang mencurigakan di luar lingkungan keluarga dan sekolah
Dalam beberapa kasus pelecehan seksual, pelakunya adalah orang asing. Ajarkan aturan sederhana kepada anak tentang tata cara bersikap dan berbicara dengan orang asing. Beberapa di antaranya adalah menolak satu mobil dengan orang yang mereka tidak kenal, jangan menerima hadiah dari siapa pun kecuali keluarga dan teman, dan ajakan bermain di luar sekolah. 
- Cara mencari pertolongan  
Anak-anak harus tahu bahwa selain orangtua, ada orang profesional yang dapat membantu mereka bila ada orang lain yang berbuat tidak sopan kepada mereka, misalnya guru, polisi, pekerja sosial, dan psikolog sekolah

Kasus pelecehan seperti ini sebenarnya bukan baru sekali ini tapi banyak. Kita hanya sering kali lupa. Beberapa malah sering menimpa anak-anak jalanan dan sekarang bisa juga menimpa anak yang bersekolah di sekolahan terbaik sekalipun.

Kita lah yang seharusnya memberikan lingkungan terbaik bagi anak-anak. Bukan hanya pada anak sendiri tapi juga untuk semua anak.

Membuat Bekal Sekolah

Punya anak yang picky eater emang susah-susah gampang. Apalagi kalau soal menyiapkan bekal buat sekolah. Kadang udah heboh masak taunya malah gak dimakan (cuman dicolek dikit sih).

Kali ini nemu menu makanan yang anakku suka banget. Gara-gara waktu teman TK nya Raka di sekolah ulang tahun, goodie bag nya ada penne dengan saos putih terus ditaburi keju gitu. Pas Raka bawa pulang saya kira dia gak suka, taunya malah dia makan sampai habis. Katanya enak.

Gak tau nama masakannya apa jadi bingung juga nyari resepnya. Pas coba makan dikit, hmm..kayaknya tau nih cara bikinnya. 

Mulailah bereksperimen, dan hasilnya jadi seperti ini :

Pastanya bisa pakai apa aja, seperti penne, macaroni, dll. Berikut resepnya :

Bahan :
• pasta (penne, macaroni) => rebus hingga al dente
• whipping cream cair
• bawang bombay
• daging ayam atau sapi (potong kecil)
• lada bubuk
• garam

Cara membuat :
1. Tumis bawang bombay dengan minyak hingga wangi. Masukkan potongan daging masak hingga berubah warna, beri lada bubuk dan garam secukupnya.

2. Tuang whipping cream cair sesuai selera, kalau dirasa terlalu kental bisa ditambahkan air. Jangan lupa dicicipi. Kalau dirasa sudah pas, silahkan diangkat.

3. Pasta yang sudah matang tinggal di tata dipiring atau kotak bekal, kemudian disiram dengan saos putih. Beri taburan keju jika mau lebih gurih.

Siap disantap ^^

Kalau masak ini gak pake ribet deh pokoknya. Raka aja bisa habis dua mangkok he..he.. Waktu dia tau dibawain bekal ini, pasti berangkat sekolahnya sambil senyum :)



 
Moment Blog Design by Ipietoon